Diposkan pada Film & Drama

5 Pesan Moral dari Drakor Welcome to Samdalri, Bak Pelukkan Hangat

Satu lagi drama Korea yang berhasil membuat penonton jatuh hati dengan ceritanya yang sederhana, hangat, menyentuh, tetapi begitu relatable, yakni Welcome to Samdalri. Ditulis oleh Kwon Hye Joo dan disutradarai oleh Cha Young Hoon, drama yang memasangkan Ji Chang Wook dan Shin Hye Sun ini baru saja menayangkan episode terakhirnya pada Minggu, 21 Januari lalu. Namun, sepertinya penonton akan susah move on tidak hanya dari kedua karakter utamanya, termasuk juga karakter-karakter pendukung yang melengkapi cerita menyenangkan dari drama Korea satu ini.

Singkat sinopsis, drama Korea ini bercerita mengenai Desa Samdal-ri yang berada di Pulau Jeju, Korea Selatan. Kampung halaman dari Cho Sam Dal/Cho Eun Hye (Shin Hye Sun) yang sudah kurang lebih 10 tahun lamanya ia tinggalkan pergi merantau, ke Seoul untuk berkarir sebagai fotografer. Di lain sisi, Sam Dal meninggalkan Jeju dengan banyak perasaan dan kisah yang belum selesai.

Contohnya, mengenai perpisahannya dengan Cho Yong Pil (Ji Chang Wook), hingga pertentangan yang sempat ibunya, Ko Mi Ja (Kim Mi Kyung) nyatakan ketika Sam Dal memutuskan ingin merantau. Setiap konflik yang diangkat dalam drama ini seakan begitu dekat dengan penonton, hingga meninggalkan banyak pesan moral. Apa saja? Yuk bedah melalui artikel berikut ini!

  1. Mengalah bukan artinya kamu menyerah

Karir Cho Sam Dal sebagai fotografer populer bernama Cho Eun Hye harus runtuh, tatkala sebuah gosip miring mengenai dirinya merundung asisten fotografer Bang Eun Ju (Jo Yun Seo) tersebar. Tidak diberi kesempatan untuk membela diri, Sam Dal bersama kedua saudaranya yang terus dikejar wartawan akhirnya memutuskan bersembunyi dengan pulang ke kampung halaman mereka, di Desa Sam Dal-ri. Dalam situasi ini, Cho Sam Dal seakan mengalah pada Bang Eun Ju yang faktanya justru juga menjadi selingkuhan kekasihnya di Seoul.

Pertama-tama, berbagai proyek harus dibatalkan, ia juga batal menjadi fotografer resmi untuk sebuah majalah ternama dari Paris. Belum lagi pameran pentingnya setelah 10 tahun berkarir juga harus ditunda. Setelah semua deretan konflik tersebut, saat Sam Dal akan kembali bangkit menggunakan nama aslinya dengan pameran bertemakan Pulau Jeju,  lagi-lagi Sam Dal harus berhadapan dengan wartawan yang secara tak langsung mengagalkan kerja sama pameran bersama kantor BMKG daerah tersebut.

Cho Yong Pil pun sempat kecewa melihat Sam Dal ingin mundur lagi karena ulah warganet dan wartawan yang terus menyudutkannya. Namun, ternyata Sam Dal sudah belajar, ada kalanya ia perlu mengalah dan mundur selangkah sejenak. Untuk mencari jalan atau kesempatan lain yang lebih baik untuknya. Ternyata Cho Sam Dal telah menemukan tempat pameran foto lain yang bisa digunakan. Strategi Sam Dal untuk bangkit dan meraih tujuannya ini patut diacungi jempol. Jika satu-satunya cara untuk tetap maju memang adalah mengalah, jangan pernah kecewa, karena kamu selalu bisa menemukan cara lain untuk tetap maju.

  1. Keterpurukan mengajarkanmu untuk melihat banyak hal dengan lebih bermakna

Cho Sam Dal sudah bertahun-tahun meninggalkan Pulau Jeju. Bahkan, selama ini ia dan kedua saudaranya Cho Jin Dal (Shin Dong Mi) dan Cho Hae Dal (Kang Mi Na) juga tidak pulang kampung saat perayaan hari besar. Salah satu sebabnya sebenarnya karena Sam Dal menghindari bertemu dengan mantan kekasihnya, Cho Yong Pil. Sebagai wanita yang besar di desa kecil Jeju, Sam Dal juga selalu berambisi untuk bisa keluar dari wilayah kecil tersebut dan membuktikan pada ibunya bahwa ia bisa sukses di Seoul.

Meski karirnya sempat sangat cemerlang di Seoul, Sam Dal seakan memiliki banyak kenangan kurang baik dengan Jeju, hingga rumor miring ini mengharuskannya pulang ke Jeju. Di Jeju awalnya ia takut akan omongan orang-orang di Desa Samdal-ri yang sering kali menyebar dengan mudah, takut disudutkan, dianggap gagal, hingga takut jadi bahan pembicaraan sebagai wanita yang dicampakkan atau mencampakkan Yong Pil. Di lain sisi, ia juga merasa bersalah, pulang kembali ke Jeju karena membuat masalah di Seoul dan takut membuat orang tuanya kecewa.

Namun, faktanya semua wujud ketakutan itu tidak begitu menyeramkan, karena pada dasarnya orang-orang di Jeju hanya begitu perhatian padanya. Ini terbukti ketika para tetangga dan teman-teman lima sekawan termasuk Yong Pil yang sudah lama tidak ditemuinya, justru menjadi tameng pelindung saat Bang Eun Ju hingga para wartawan datang. Ia juga lebih bisa membangun keakraban dan hubungan baik dengan orang tuanya. Sam Dal juga bisa menyelesaikan kesalahpahaman dengan Yong Pil, cinta sejatinya. Paling penting, keterpurukan ini telah mengajarkannya untuk lebih mengenal dan mencintai segala kekurangan dan kelebihan dari Cho Sam Dal, bukan Cho Eun Hye.

  1. Setiap orang punya ‘timing’ masing-masing untuk bisa bersinar

Di balik kesuksesan Sam Dal merantau dari Jeju ke Seoul, ia telah melalui berbagai kesulitan, ujian, dan rintangan. Tidak langsung mengecap kesuksesan sebagai fotografer terkenal, ia juga kurang lebih hampir sepuluh tahun dahulu bertahan sebagai asisten fotografer. Sam Dal bahkan pernah merasakan pekerjaan yang benar-benar sibuk, hingga tidak sempat makan atau mandi berhari-hari.

Ia juga pernah mengeluh lelah dan tidak bisa lagi bertahan di Seoul hingga rasanya ingin pulang saja ke Jeju. Namun, Sam Dal tidak menyerah dan terus bertahan sampai akhir, hingga kesempatan-kesempatan baik datang dan ia pun akhirnya dihormati sebagai salah satu fotografer paling berbakat. Butuh sukses itu butuh waktu yang berbeda-beda untuk setiap orang, juga terlihat dari teman-teman Sam Dal seperti Bu Sang Do (Kang Young Seok) terlahir serba kekurangan ekonomi, namun akhirnya saat dewasa justru jadi yang paling berlebih berkat usaha restorannya yang sukses.

Ada juga teman-teman Sam Dal yang dulu pernah gagal di Seoul, namun saat kembali lagi ke kota ini  Wang Gyeong Tae (Lee Jae Won) sukses dengan usahanya dan Cha Eun Woo (Bae Myung Jin) akhirnya bisa menjadi kartunis,  meski di usia yang sudah tidak muda lagi. Begitu juga dengan Cho Yong Pil, yang berhasil meraih mimpinya sejak kecil untuk bekerja di WMO Swiss. Itu artinya, semua orang punya waktu yang berbeda-beda untuk bersinar. Selama kamu tidak pernah berhenti mencoba, masa indah itu akan datang.

  1. Bagian tersulit dari kehilangan adalah mengikhlaskan

Melalui drama Korea Welcome to Samdalri kamu juga bisa melihat bagaimana menyembuhkan rasa kehilangan itu sulit untuk dilakukan. Terlebih, ketika orang yang pergi untuk selama-lamanya itu adalah mereka yang sangat dekat dan berarti dalam kehidupan kamu. Itulah yang dialami oleh Cho Sang Tae (Yu Oh Seong) yang sudah selama bertahun-tahun berusaha melupakan rasa sakitnya akibat kehilangan istri tercinta, Bu Mi Ja (Jung Yoo Mi) akibat tenggelam di laut.

Cho Sang Tae yang tidak mudah berdamai dengan keadaan tersebut akhirnya menyalahkan keadaan juga menyalahkan orang-orang di sekitarnya, termasuk Ko Mi Ja dan Cho Pan Sik (Seo Hyun Chul). Namun, pada akhirnya hati Cho Sang Tae terketuk, saat ayah Cho Yong Pil tersebut melihat ada banyak orang-orang di sekitarnya yang ternyata semakin menderita hidupnya karena sikapnya ini. Seperti Ko Mi Ja, sahabat sang istri yang harus menangis setiap malam meluapkan rindu pada Bu Mi Ja.

Juga Cho Yong Pil, satu-satu anggota keluarganya yang merasa tidak adil, harus menahan rasa sakit tidak bisa menjalin hubungan dengan Cho Sam Dal satu-satunya wanita yang ia cintai karena tidak mendapat restunya. Cho Sang Tae yang akhirnya belajar mengikhlaskan, memaafkan, pun setelahnya hidupnya lebih tentram dan bahagia. Ia mulai percaya mendiang istrinya pun lebih tak akan suka melihat ia hidup dengan dendam.

  1. Pulang ke kampung halaman serupa pelukkan hangat yang akan selalu menyembuhkan

Pergi merantau ke kota besar sering kali menjadi pilihan banyak orang yang terlahir di kota kecil atau pinggiran. Itulah mengapa, kisah dalam drama Korea Welcome to Samdalri ini terasa begitu relatable dengan banyak orang. Terkadang, ketika sudah sukses di kota besar, seseorang bisa lupa akan kampung halamannya. Bahkan, merasa tidak perlu lagi untuk mengunjunginya. Padahal, kampung halaman adalah tempat dahulu kamu menghabiskan masa kecil. Ada banyak kenangan berharga yang entah kamu masih ingat atau tidak, menjadi faktor-faktor yang membentuk diri kamu saat ini. 

Tempat saat kamu memulai untuk bermimpi untuk menjadi seseorang, tempat kamu menghabiskan waktu-waktu menyenangkan bersama keluarga, teman. Bahkan juga jadi tempat kamu melewati duka hingga bisa mendewasakanmu. Melalui para perantau di Welcome to Samdalri, kamu bisa belajar. Sejauh apapun kamu melangkah untuk mengejar apa yang kamu impikan, jangan pernah lupa untuk pulang, rehat sejenak, dan rasakan bagaimana pelukan hangat yang bisa kamu dapat dari kampung halaman. Seperti kalimat terakhir dalam drama ini,

“Sungguh beruntung untuk kamu yang masih punya kampung halaman, untuk pulang.”

– Drama Korea Welcome to Samdalri

Drama-drama Korea yang bertemakan slice of life seperti ini sering kali lebih lama membekas di hati penonton. Terlebih jika drama tersebut memiliki banyak karakter unik yang seakan menggambarkan situasi di kehidupan sehari-hari. Welcome to Samdalri tidak hanya menampilkan kisah cinta manis antara Cho Sam Dal dan Cho Yong Pil, tetapi juga persahabatan yang indah antara lima sekawan Samdal-ri, hingga duo mija yang merupakan haenyeo legendaris. Kehidupan di kota ada kalanya begitu penuh hiruk pikuk dan membuat sering berpacu dengan waktu, tetapi kehidupan di desa yang lebih lambat, akan lebih mengajarkanmu bahwa ada banyak hal kecil berharga dalam hidup yang sering kali tidak disadari.

PS: Psst, apa pelajaran hidup berharga yang kamu ambil dari kisah hidup Cho Sam Dal? Kasih tahu di kolom komentar di bawah, yuk!😉

Diposkan pada Film & Drama

3 Alasan Kuat Kenapa Kamu Harus Nonton Drama Korea A Time Called You

Kerap kali menyuguhkan genre time travel, satu tahun terakhir ini industri drama Korea menggarap genre tersebut dengan ragam sudut pandang, salah satu dengan menggandeng Netflix. Yakni melalui drama bertajuk A Time Called You, yang merupakan remake dari drama asal Taiwan berjudul Someday or One Day (2019-2020). Drama Korea ini menggaet jajaran aktor dan aktris yang namanya tengah bersinar, sebut saja seperti Ahn Hyo Seop (Business Proposal), Jeon Yeo Bin (Vincenzo), dan juga Kang Hoon (Little Women).

A Time Called You langsung menayangkan seluruh 12 episode yang dimilikinya pada 8 September 2023 lalu. Meskipun drama Korea bertemakan time travel terbilang sudah cukup sering wara-wiri, drama satu ini tetap menyita perhatian berkat premis disajikannya yang segar, unik, dan penuh intrik. 

Bercerita mengenai seorang wanita dari tahun 2023 bernama Han Jun Hee (Jeon Yeo Bin) yang belum bisa menerima kematian kekasihnya yang bernama Koo Yeon Jun (Ahn Hyo Seop) dalam sebuah kecelakaan pesawat. Kegalauan hatinya mengantarkannya menemukan sebuah pemutar lagu tua yang di dalamnya berisi kaset dengan lagu berjudul Gather My Tears dari Seo Ji Won. Secara misterius, Jun Hee yang tertidur saat mendengarkan lagu ini tiba-tiba terbangun di tahun 1998.

Memadukan romansa dengan fiksi, A Time Called You mungkin sebagian besar menceritakan kisah cinta-cintaan di kehidupan masa SMA yang manis, penuh nostalgia, dan membuat penonton senyum-senyum sendiri. Tetapi lebih dari itu, drama Korea romansa satu ini juga menyajikan alur yang membuat penonton harus banyak menerka-nerka. Kamu akan diajak masuk ke dunia penuh teka-teki dalam perjalanan cinta antara Han Jun Hee/Kwon Min Ju dan Koo Yeon Joon/Nam Si Heon (Ahn Hyo Seop).

Sayang untuk dilewatkan, cek 3 alasan di bawah ini untuk semakin meyakinkan kamu nonton drama Korea A Time Called You! Psst, mengandung spoiler!

  1. Diadaptasi dari serial populer Taiwan (2019-2020)

Seperti yang sudah disinggung di atas, drama Korea A Time Called You ini diadaptasi dari serial sangat populer di Taiwan berjudul Someday, One Day. Dalam versi Taiwan, serial ini dibintangi oleh Alice Ko, Greg Hsu, dan Patrick Shih serta disutradarai oleh Huang Tien Jen, sementara naskahnya ditulis dengan apik oleh Chien Chi Feng dan Lin Hsin Hui. Sukses menghadirkan kisah cinta tak biasa yang rumit terhalang perbedaan waktu, Someday, One Day juga sudah diangkat ke layar lebar dengan judul sama di tahun 2022.  Kini, masih dengan cerita yang sama, remake versi Korea drama ini ditulis ulang oleh penulis naskah Choi Hyo Bi dan disutradarai oleh Kim Jin Won.

  1. Penuh dengan plot twist

Melihat dari segi trailer, hingga poster, penonton yang sebelumnya belum pernah menonton versi asli drama ini, mungkin mengira ini hanya drama romansa time travel biasa. Faktanya, drama ini juga dibalut oleh alur misteri. Selain itu, jika biasanya pada cerita time travel seseorang pergi ke masa lalu menggunakan mesin waktu, entah itu berupa terowongan atau mobil dan sebagainya. Di A Time Called Di A Time Called You perjalanan pergi ke masa lalu menjadi semakin rumit, karena hanya jiwa seseorang yang bisa terjebak di waktu yang berbeda dari waktu aslinya.

Seperti halnya Han Jun Hee yang berusia 36 tahun dari tahun 2023, bangun di tubuh seorang siswa SMA bernama Kwon Min Ju yang berusia 18 tahun di tahun 1998. Plot twist pertama yang akan kamu temukan adalah pertemuan Han Jun Hee dengan siswa bernama Nam Si Heon yang wajahnya sangat mirip dengan mendiang kekasihnya di tahun 2023, yakni Koo Yeon Jun. Ditambah dengan rumitnya hubungan persahabatan dan cinta segitiga yang terjadi di tahun 1998 antara Nam Si Heon, Kwon Min Ju, dan Jung In Gyu (Kang Hoon). Selain itu, ketiga sekawan ini juga harus mencegah kematian Kwon Min Ju yang di masa depan disebut terjadi pada bulan Agustus di tahun tersebut.

Alur cerita yang diusung juga akan terus maju-mundur dan lompat dari tahun 1998, pindah ke tahun 2002, pindah ke tahun 2007, lalu kembali ke tahun 2023 lagi. Meskipun terdengar membingungkan, namun ceritanya akan benar-benar mengalir seiring dengan berjalan episode demi episode yang kamu tonton. Justru, letak keseruan itu adalah ketika kamu dibuat terus berpikir oleh penulis, mengenai kemungkinan alurnya. Intinya, drama satu ini jelan akan sangat cocok ditonton untuk kamu pencinta tema time travel.

  1. Mengajarkan tentang penerimaan jati diri

Masa SMA merupakan masanya remaja pertengahan, di sini seseorang memulai pencarian jati dirinya. Dalam prosesnya, salah satunya dapat dipengaruhi oleh validasi yang diterimanya dari lingkungan sekitar. Namun, di sini karakter Kwon Min Ju mengalami kehidupan sebagai anak remaja yang tidak mudah.

Sejak lahir, ia selalu merasa diabaikan dan dinomor duakan oleh ayah ataupun ibunya. Begitu juga, ketika ia berada di lingkungan sekolah. Min Ju merasa ia sudah berusaha keras memendam sifat pemalunya, demi bisa berteman dengan teman-teman sekelasnya. Namun, ia tetap merasa diasingkan di kelas tersebut, hingga selalu menyendiri.

Kwon Min Ju menyukai sosok tampan dan populer, Nam Si Heon. Sayangnya, Nam Si Heon tidak menyukainya. Semua penolakan di lingkungannya, membuat Min Ju merasa dunia sangat tidak adil padanya dan tidak ada yang mau mengerti akan perasaannya. Namun, melalui keberadaan Han Jun Hee, Kwon Min Ju mulai belajar, bahwa sebagai remaja pertengahan ia hanyalah memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap dunia di sekitarnya. Sehingga, menutup matanya pada orang-orang yang peduli terhadapnya. Contohnya, seperti Jung In Gyu yang tulus menyukainya.

3 alasan di atas sudah cukup bikin penasaran bukan, buat tidak ragu lagi untuk langsung maraton drama Korea satu ini! Selamat menikmati perjalanan menemukan cinta sejati di A Time Called You, ya!

PS: Kalau sudah selesai nonton dramanya, boleh banget lanjut kasih tahu review kamu melalui kolom komentar di bawah ini!😉

Diposkan pada Film & Drama

My Lovely Liar: Semua Orang Berbohong

Manusia terbiasa untuk mempercayai dari apa yang mereka dengar atau lihat, bukan dari yang hati mereka rasakan.

(Sumber foto: https://www.instagram.com/p/Cw9FYGdLD6q/?img_index=6 /tvn_drama)

Apa yang akan kamu lakukan, jika memiliki kemampuan untuk bisa mendengar kebohongan? Menurutmu apakah kemampuan tersebut akan benar-benar menguntungkan atau justru merugikanmu? Rasanya setiap orang setuju, bahwa tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak pernah berbohong. Bahkan, jika itu disebut sebagai white lies, faktanya kebohongan tetaplah sebuah kebohongan. 

Kisah fiktif berupa seseorang yang dapat mendengar kebohongan tersebutlah yang diangkat dalam drama Korea bertajuk My Lovely Liar. Kemampuan tidak biasa ini dimiliki oleh Mok Sol Hee (Kim So Hyun) yang sejak lahir, bak bunyi lonceng, setiap kali ada orang berbohong, Sol Hee akan menangkap sinyalnya dengan berupa suara berdenting di telinganya. 

Manusia itu sulit untuk dipercaya

Mok Sol Hee memperoleh kemampuan ini berkat doa sang ibu ketika hamil yang ingin anaknya punya kemampuan khusus agar mudah mencari nafkah. Setelah besar, kemampuan tersebut dimanfaatkannya dengan bekerja sebagai Pemburu Kebohongan. Dibayar dengan cukup tinggi untuk klien VIP, Mok Sol Hee membantu para klien menguji kebohongan seseorang.

Meskipun begitu, Sol Hee tak pernah benar-benar merasa kemampuannya mendengar kebohongan adalah sebuah anugerah. Ia sendiri sulit menyimpan kepercayaan pada orang lain dan kepribadiannya cenderung tertutup dan penyendiri. 

Apakah white lies bisa dibenarkan?

Dalam cerita, Sol Hee mengalami banyak kebohongan dari orang di sekitarnya yang membuatnya traumatis. Salah satunya dari mantan pacarnya, Lee Kang Min (Seo Ji Hoon). Setelah melamar Mok Sol Hee beberapa minggu sebelumnya, Lee Kang Min tiba-tiba meminta putus dan mendadak menjadi pria yang suka berbohong. Beberapa tahun kemudian, Sol Hee baru mengetahui jika mantan pacaranya sebenarnya melakukan white lies. Dikarenakan sakit kanker yang saat itu dideritanya. Meski Lee Kang Min merasa kebohongannya dilakukan demi kebaikan Sol Hee, namun faktanya saat Sol Hee tahu kebenarannya, ia justru merasa lebih terluka dan kecewa.

Di situasi lain, Mok Sol Hee juga pernah menemukan bahwa ternyata kebohongan juga bisa terdengar indah. Yakni saat ia melihat seorang anak dan ibu sedang makan bersama di sebuah kedai makan pinggir jalan. Anak dan ibu itu saling mempersilakan makan kimbab yang hanya ada satu porsi. Sang ibu bilang sudah makan sebelumnya, sementara anaknya bilang ia sudah kenyang. Kedua-duanya sebenarnya sama-sama berbohong, demi mengalah agar orang tersayang mereka ini bisa makan. 

Melalui kasus dua kasus di atas, kita bisa dapat memahami, bahwa dalam hidup, bahkan jika seseorang dikenal orang baik, pasti setidaknya pernah satu kali melakukan white lies. White lies biasanya dilakukan setelah pelakunya sudah mempertimbangkan jika kebohongan yang ia lakukan memberi keuntungan bagi yang ‘dibohongi’. Meski faktanya, meskipun orang lain berbohong, tetapi kita tidak bisa menilai kebohongan itu salah atau benar tanpa mengetahui alasannya.

Kebohongan terhadap diri sendiri adalah yang paling menyakitkan

Mok Sol Hee mungkin bisa mendengar kebohongan orang lain, sementara didengarnya secara langsung tanpa media apapun. Tetapi, ia tidak bisa mendengar alasan dari kebohongan dan dia sendiri tak bisa mendengar kebohongannya sendiri. Ia tidak menyadari jika kemampuannya itu bisa jadi bermanfaat, sampai akhirnya bertemu dengan Kim Do Ha (Hwang Min Hyun) seorang penulis lagu ternama.

Kim Do Ha terdengar sangat jujur, meski faktanya dia berbohong terhadap dirinya sendiri, lantaran rasa bersalah yang terlalu besar. Ia menutup identitas asli diri dan wajahnya dari orang-orang, karena pernah menjadi terduga pelaku pembunuhan mantan kekasihnya. Ketika semua orang bahkan ibunya tidak mempercayai fakta bahwa dia bukan pembunuhnya, Sol Hee datang dan berkata bahwa ia percaya pada Kim Do Ha. Di sini, Sol Hee menjadi sadar, bahwa kemampuannya mendengar kebohongan ternyata bisa jadi sangat berguna bagi orang lain.

Manusia, sadar atau tidak justru paling sering berbohong terhadap dirinya sendiri. Berkata bahwa dia baik-baik saja, padahal sebaliknya. Berkata bahwa ia sudah cukup berani, padahal penuh dengan ketakutan. Berkata bahwa ia yakin bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik, padahal penuh dengan keraguan dan hambatan. Namun, apakah perbuatan ini sepenuhnya salah?

Secara unik, dalam balutan kisah komedi romansa dengan chemistry yang sukses membuat penonton baper, My Lovely Liar membingkai romantisme soal kebohongan ataupun kejujuran dengan cara yang sederhana namun relevan. Buat kamu penyuka drama romansa berbalut misteri, menyaksikan 16 episode dari drama Korea My Lovely Liar melalui VIU ini bisa jadi obat kepenatan! S

Melalui drama ini kamu juga bisa belajar untuk menjadi lebih jujur terhadap diri sendiri dan memahami bahwa semua manusia itu berbohong dan itu wajar, selama tidak merugikan orang lain. Namun, yang perlu kamu tahu setiap orang punya alasan tersendiri untuk berbohong, dan seperti kata Mok Sol Hee, “Hati seseorang sedalam dan semisterius laut, jadi tidak ada yang tahu, apa isinya hanya dengan tahu mereka berbohong atau tidak.”

Diposkan pada Personal Thought

Berdamai dengan Tahapan Setelah Keluar dari Zona Nyaman, Memang Ada?

Mengenal makna ‘keluar dari zona nyaman’ dengan lebih jauh

Kamu pasti sudah cukup sering mendengar istilah zona nyaman bukan? Iya, secara sederhana istilah ini diartikan sebagai zona akrab, zona dimana segala sesuatu yang ada di dalamnya sudah terasa familiar, aman, dan paling penting nyaman untuk ditinggali. Di sisi lain, kamu juga pasti sudah cukup sering mendengar, bahwa terus berada di dalam zona nyaman itu juga disebut kurang baik untuk kemajuan hidup.

Kalimat-kalimat klise yang sering kali berbicara soal, kamu yang mungkin tidak akan tahu betapa hebatnya kamu, jika tidak keluar dari zona nyaman. To be honest, i’m also one of them, jadi dahulu aku pernah memiliki moto “You’ll never know, how brightnest you are, if you just stay on your comfort zone.” Tanpa benar-benar paham betul apa itu makna dari ‘keluar dari zona nyaman’ yang sesungguhnya.

Apa saja medan yang akan dihadapi, tantangan sebesar apa yang akan menanti, hingga apa saja tahapan-tahapan yang harus dilalui, sampai akhirnya benar-benar lolos dan ada di titik bahwa “Oh, ternyata dengan keluar dari zona nyaman, diriku bisa bertumbuh menjadi lebih baik, seperti sekarang.” Intinya, saat itu aku yang ada di tahun 2017, belum paham jika keluar dari zona nyaman tidaklah semudah seperti ucapannya saja.

Alasan keluar dari zona nyaman

Apa versi keluar dari zona nyaman terbesar yang pernah kamu lalui? Kalau aku, adalah keputusanku untuk merantau ke Ibukot ketika perjalanan karirku sudah berada di tengah-tengah. Kantor lamaku pernah menjadi bagian dari do’a yang terkabul dengan indah saat aku untaikan ketika aku  di-PHK dari kantor pertamaku. Punya teman-teman yang menyenangkan, benefit lebih baik, dan paling penting aku saat itu berdoa untuk mendapatkan kantor dengan lingkungan religius sehingga bisa terus termotivasi jadi hamba Allah yang taat. 

Tetapi, hidup ada kalanya penuh teka-teki. Apa yang membuat kita merasa nyaman, tidak selamanya selalu menjadi yang paling kita butuhkan. Terlebih, saat kita mulai meragukan kemampuan diri sendiri. Seperti kata Brianna Wiest dalam bukunya yang berjudul The Mountain is You, “We are not held back in life because we are incapable of making change. We are held back because we don’t feel like making change, so we don’t.”

Terdengar pahit, tetapi itulah kenyataannya. Zona nyaman itu, bisa lagi tidak terasa senyaman sebelumnya, karena kamu mungkin merasa sudah tidak lagi punya kemampuan untuk mengubahnya menjadi lebih baik atau ketika kamu merasa sudah pernah mengusahakan yang terbaik, tetapi ternyata masih belum. Ketika berada di posisi ini, menurutmu lebih baik bertahan atau mencoba keluar menemukan zona baru? Sebenarnya memang seharus itukah keluar dari zona nyaman? Atau memangnya salah ya, merasa sudah cukup dengan berada di zona nyaman terus?

Tahapan setelah keluar dari zona nyaman

Kenyataannya,  dari zona nyaman kemudian bertemu dengan zona yang sangat asing, ternyata tidak semudah seperti hanya menginjakan kaki ke tempat baru dan selesai. Ada tahap menantang pertama yang harus seseorang lewati. Tahap ini disebut dengan fear zone.

Di sini kamu akan bergumul dengan yang namanya perasaan tidak tenang, khawatir, hingga menyesal. Tak jarang, situasi ini juga berakibat pada keinginan untuk kembali ke zona nyaman. Pada tahap ini yang semua orang harus pahami termasuk diriku sendiri itu adalah takut merupakan hal yang wajar. Akan aneh rasanya jika kita bisa beradaptasi dengan sangat mudah ketika memulai suasana hidup yang baru.

Hanya saja, ada mindset yang perlu diperangi saat berada di tahap ini. Yakni, daripada fokus terhadap rasa takut itu saja, sebaiknya juga mulai mencari tahu apa saja penyebab kamu merasa takut dan mulai uraikan satu per satu. Kita harus sama-sama belajar untuk lebih melihat pada solusi yang harus dilakukan terhadap permasalahan tersebut, daripada fokus pada masalahnya. Hanya dengan begitu seseorang bisa berpikir lebih jernih dalam mempertahankan apa yang sudah dicapai sejauh ini dan kembali fokus pada tujuan utamanya, memilih kenapa berakhir di luar zona nyaman.

Saat kamu sudah lebih bisa mengonfirmasi dan menerima fear zone, kamu akan beranjak ke tahap selanjutnya, yakni learning zone, hingga akhirnya sampai di growth zone. Jadi, we can actually train ourselves to prefer behavior that are good for us. This is how we restructure our comfort zones. We begin to crave what we repeatedly do, but the first few times we do it, we often feel uncomfortable. Untuk segera terlepas dari situasi ini di antaranya dengan menepis berbagai keraguan dalam diri saat akan memulainya, sehingga kita bisa lebih menjalani hidup berdasarkan logika bukan emosi atau perasaan.

Kesimpulan

Menurutku, memilih untuk terus berada di zona nyaman itu bukanlah suatu kesalahan. Apalagi, jika justru dengan berada di tempat yang sudah nyaman bagimu itu justru membuat kamu lebih bebas berekspresi dan mengenali diri. Di sisi lain, keluar dari zona nyaman untuk melihat lebih jauh potensi diri kamu, juga bukan kesalahan. Keluar dari zona nyaman memberi kamu kesempatan bertemu peluang baru yang lebih baik. Belajar bertahan, menambah ilmu pengetahuan baru, keinginan kamu sebenarnya, hingga apa yang paling berharga dalam hidupmu.

PS: Semangat! Apapun pilihan hidup yang kamu pilih, jangan lupa untuk mengikuti kata hati. Semua orang pernah jatuh, tetapi tidak semua orang bisa bangkit lagi! 😊

Diposkan pada Blog, Lifestyle

Cinderella Complex dan Pentingnya Keluarga Muslim Terapkan Pola Asuh Islam

Menerapkan pola asuh yang tepat dari orang tua terhadap anak adalah sebuah urgensi. Tapi, melihat tren saat ini, apakah orang tua bisa begitu saja menerapkan tanpa mengindahkan pola asuh Islam sebagai keluarga muslim?

Semasa kecil, seorang anak sering kali disuguhkan dengan dongeng-dongeng sebelum tidur. Mulai dari dongeng dari negeri sendiri, hingga dongeng-dongeng populer yang berasal dari negeri barat. Di antaranya dongeng dari kisah para putri.

Salah satu cerita paling populer dan banyak digemari anak-anak itu mungkin dongeng Cinderella. Kisah seorang gadis perempuan kaya dan mulanya tumbuh dengan penuh kasih sayang orang tua, namun kebahagiaannya tiba-tiba direnggut, setelah sang Ibu meninggal dunia dan sang ayah menikah lagi. Wanita yang dinikahi oleh ayah Cinderella ini memiliki sifat jahat, termasuk para saudara tiri Cinderella ini sendiri.

Pola asuh Islam seperti apa
(Sumber foto: unsplash.com/Felicity Lynn)

Sang ayah yang sibuk berpergian kerja, akhirnya meninggal. Cinderella pun diperlakukan tidak adil, selayaknya budak bagi ibu dan saudara-saudara tirinya. Untuk itulah, Cinderella selalu mengharapkan ada sosok pria yang bisa melindungi atau membantunya bangkit dari keterpurukan tersebut.

Hingga akhirnya ibu peri dan pangeran datang ke kehidupannya dengan cara yang ajaib dan langsung mengubah hidupnya menjadi penuh kebahagiaan.

Apa itu Cinderella Complex?

Sementara itu, dalam sebuah studi psikologi, meski di Amerika tak ada diagnosis dokternya, ada yang disebut dengan istilah Cinderella Complex. Merujuk kepada karakter seorang perempuan manja. Selalu berharap untuk bisa lebih mengandalkan orang lain dalam hidupnya.

Studi mengenai Cinderella Complex ini dimulai sejak diterbitkannya sebuah buku pada tahun 1981, oleh penulis novel populer Agatha Christie, yang berjudul The Cinderella Complex: Women’s Hidden Fear of Independence.

Pada seorang anak perempuan, kondisi psikologi ini bisa terjadi ketika ia menerima pola asuh sangat “dimanjakan” oleh kedua orang tuanya. Pemicu bisa dari ketika orang tua, terlalu memperlakukan sang buah hati, layaknya tuan putri. Hingga sang putri pun selalu bertingkah dengan mengandalkan orang lain secara berlebihan.

Bangsa butuh ibu-ibu tangguh dan tegas untuk didik penerus generasinya

Dilansir dari artikel yang dimuat dalam Chanel Muslim mengenai dampak negatif dari keberadaan Cinderella Complex ini. Ibu, sudah diibaratkan seperti pendidikan pertama bagi seorang anak. Dalam agama, konsep pola asuh Islam anak ini dikenal dengan nama Tarbiyah dan Ta’dib. Dimana ibu sangat berperan penting di dalamnya, sebagaimana yang dijelaskan dalam surat An-Nahl ayat 78;

وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ – ٧٨

Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

Pendidikan dalam konsep tarbiyah berupa perlakuan kasih sayang untuk menumbuhkan rasa berdaya dengan tujuan untuk mengembangkan kemandirian anak berupa keterampilan menjaga diri sendiri, mengerjakan pekerjaan rumah.

Sementara dalam konsep ta’dib, yakni menerapkan pola asuh harus mengacu pada nilai-nilai sikap disiplin dan tertib. Contohnya, melalui mengajarkan anak untuk melaksanakan sholat tepat waktu, serta bagaimana merespon ketika anak melakukan hal-hal baik maupun saat anak melakukan suatu kesalahan.

Keluarga harus lebih peka dalam menentukan pola asuh untuk anak

Itulah mengapa orang tua harus lebih peka dalam menerapkan pola asuh. Saat ini, untuk mendapatkan pendidikan keluarga, parenting, sudah semakin mudah aksesnya. Kesulitan biaya bahkan sudah tidak bisa lagi dijadikan alasan atas orang tua yang kebingungan memberikan didikan terbaik bagi anak mereka.

pola asuh Islam yang harus orang tua terapkan
(Sumber: unsplash.com/Hasan Almasi)

Orang tua sudah bisa mempelajarinya dari para influencer yang berbicara soal parenting, hingga mengandalkan platform yang memang secara khusus dan rutin membagikan ilmu-ilmu terkait parenting terhangat sekaligus secara mendalam.

Andalkan chanelmuslim.com yang sudah 7 tahun temani perjalanan keluarga Indonesia

Mungkin saat ini, kamu sudah menyadari. Tren sedang menunjukkan gaya parenting yang diadopsi dari gaya barat ataupun Asia yang notabennya banyak bukan dari muslim. Itulah mengapa, sebaiknya dipilah kembali. Maksudnya, muslim tidak bisa asal banyak mengaplikasikan pola asuh yang bukan berasal dari Islam.

Bukankah Allah telah berfirman, sementara rasul juga mencontohkan. Bahwa ada banyak tata cara pola asuh Islam yang terbukti bisa melahirkan anak-anak cerdas. Tidak hanya berorientasi pada dunia, tetapi juga akhirat dan ajarkan lebih mengenal Rabb-nya serta kodrat di dunia.

Di chanelmuslim.com kamu bisa banyak menemukan artikel pendidikan keluarga, di antaranya pembahasan seputar suami istri, parenting, juga tumbuh kembang anak. Serta khazanah Islam agar sebagai orang tua, kamu juga bisa lebih banyak bercerita mengenai cerita-cerita dari tokoh dan sejarah Islam.

Tidak masalah sesekali menceritakan dongeng-dongeng populer dari luar. Namun, agar anak lebih paham, kamu bisa menyelipkan hikmah-hikmah berharga dari sudut pandang Islam yang bisa dipelajari bersama anak, setuju?

#BlogCompetitionChanelMuslim.com2023

Sumber rujukan artikel:

1.) https://chanelmuslim.com/parenting/cinderella-complex-sindrom-anak-gadis-yang-manja

2.) https://chanelmuslim.com/healthy/bagaimana-menghadapi-seseorang-dengan-sindrom-peter-pan-dan-cinderella-complex

3.) https://www.healthgrades.com/right-care/mental-health-and-behavior/cinderella-syndrome-signs-you-have-it-and-how-to-overcome-it

4.) https://fis.uii.ac.id/blog/2021/12/27/pendidikan-anak-dalam-perspektif-islam/#:~:text=Konsep%20perkembangan%20pendidikan%20pada%20anak,diri%20sendiri%2C%20menyelesaikan%20pekerjaan%20rumah.

Diposkan pada Lifestyle

Kapan Harus Menentukan Berkarir Sebagai Spesialis Atau Generalis?

Tidak terasa empat tahun sudah saya menekuni karir di bidang kepenulisan. Bisa dibilang, hampir sesuai dengan mimpi sedari kecil. Meskipun, agak sedikit melenceng. Saya masih ingat, saat duduk di  bangku kelas 6 SD, saya benar-benar tenggelam dalam aneka koleksi buku Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK). Hingga masuk usia SMP, di masa remaja ini saya mulai diperkenalkan dengan buku karya-karya dari penulis Winna Effendi.

Pasalnya, buku beliau saat itu yang berjudul “Ai” benar-benar sedang banyak peminat. Ditambah lagi, saat itu ponsel pintar belum ada. Sementara itu, tidak semua ponsel sudah memiliki kamera saat itu. Seingat saya sosial media, baru ada yang namanya Friendster (yah ketahuan kan seberapa tuanya😅). Ini pun saya tidak ikut main, karena masih memilih berkutat dengan berbagai bacaan buku.

Saya pun sempat mendapatkan hibahan novel semasa kecil mama, yakni koleksi buku detektif terjemahan. Mulai dari pasukan mau tahu hingga cerita lima sekawan. Kalau dipikir-pikir, saya benar-benar bersyukur masih memiliki masa kecil yang dipenuhi kenangan manis yang jauh dari gadget hingga sosial media. Meski generasi tahun kelahiran saya di akhiran 90-an ini masih tergolong kaum milenial katanya.

Kembali ke topik yang ingin saya bahas kali ini. Perihal keputusan saya yang jatuh cinta pada kepenulisan fiksi, namun pada akhirnya lebih memilih Jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik daripada Sastra Indonesia atau sastra lainnya. Dahulu, sebagai anak pertama dari empat bersaudara, realitas adalah salah satu alasannya. Merasa jurusan sastra akan lebih sulit mencari prospek kerjanya. Sementara, saya juga saat itu seseorang yang menyukai tantangan dan mencoba hal-hal baru.

Ternyata saya seorang generalis

Empat tahun dalam masa karir mungkin bukanlah waktu yang sebentar. Tetapi, menurut saya juga masih belum terlalu lama. Ada kalanya, saya sendiri masih sering kali merenung, apa sebenarnya jenis pekerjaan saya saat ini sudah yang paling cocok untuk saya. Kemudian saya beberapa kali ada titik sepertinya ada banyak ilmu yang alhamdulillah saya miliki. Tetapi, kenapa merasa belum terlalu dalam ya?

Dari sini, mungkin kalian sudah mulai bisa menebak, kira-kira termasuk ke dalam tipe karyawan apa saya ini. Yup! Akhirnya saya menyadari, perjalanan dari awal karir hingga sekarang, membentuk saya menjadi seorang generalis. Saat masih bekerja di media online, saya mengiyakan berbagai niche artikel yang diminta untuk ditulis.

(sumber foto: unsplash.com/Christin Hume)

Kemudian, saya mulai terjebak di dunia konten digital dan memulai karir lain sebagai penulis copy. Hingga sekarang, saya juga baru saja menerima role baru sebagai social media associate atau kalian mungkin biasa mengenalnya dengan social media specialist. Di tahap ini saya sempat bertanya-tanya kemana arah karir saya selanjutnya? Akan jadi siapa saya nanti pada akhirnya? Terlebih di waktu freelance pun, saya masih mengambil project hingga menjadi kontributor Content Writer.

Perasaan-perasaan yang saya hadapi sebagai seorang karyawan generalis ini ternyata dibahas juga dalam beberapa perbedaan antara generalis dan spesialis beserta keuntungannya.

Definisi, kelebihan, dan kekurangan tipe karyawan generalis dan spesialis

Generalis

Generalis diartikan sebagai tipe karyawan yang memiliki banyak keterampilan. Meskipun, pengetahun mereka tidaklah terlalu dalam pada satu area tertentu, namun biasanya seorang karyawan bertipe ini memiliki kemampuan untuk beradaptasi yang lebih mudah. Contohnya seperti profesi penulis. Ketika penulis ini mampu menulis dalam beberapa genre hingga untuk banyak  bidang konten atau industri, maka dia bisa diklasifikasikan ke dalam tipe generalis.

Karyawan tipe ini biasanya mengambil tipe peran yang lebih beragam. Terbiasa berkolaborasi dan bekerja dengan cara multitasking. Seorang karyawan generalis, memiliki kelebihan lebih terbuka terhadap tantangan, cenderung lebih memiliki karakter seorang pemimpin, memiliki cara berpikir yang lebih out of the box atau lebih luas. Jenis karyawan seperti ini biasanya dianggap lebih cocok untuk bekerja di perusahaan kecil.

(Sumber foto: unsplash.com/Hannah Grace)

Namun, selain hal-hal kontra di atas, seorang karyawan generalis juga dianggap memiliki kekurangan atau beberapa kontra yang meliputi tingkat keahlian yang tidak terlalu mendalam pada setiap areanya, lebih rentan terhadap yang namanya burn out, tingkat gaji yang didapat juga kebanyakan cenderung rendah, lack of job security yang mana tidak memiliki ciri khas dan pembatas yang membuat ada kalanya tanggung jawab pekerjaan mereka tampak kurang jelas.

Spesialis

Spesialis diartikan sebagai tipe karyawan yang ahli dalam satu bidang saja. Tipe karyawan seperti ini memiliki kemampuan yang sangat kuat dan sangat terspesialisasi dalam satu bidang tersebut. Ciri seorang spesialis juga ada pada jenis pekerjaannya yang biasanya hanya fokus pada satu  hal, beserta  struktur dan alur kerjanya yang cenderung sama. Contohnya adalah seperti seorang dokter anak. Dokter anak akan terus-menerus fokus pada penanganan pasien anak. Kecuali, jika sang dokter memiliki spesialis di bidang lain.

Ada beberapa kelebihan yang biasanya bisa dimiliki seorang karyawan spesialis. Di antaranya, gaji yang mereka terima sudah bisa langsung besar bahkan di awal masa kerjanya. Dikarenakan pertimbangan bidang yang mereka ahli memerlukan studi dan pendalaman spesialisasi yang dalam.  

(Sumber foto: unsplash.com/Andrew Neel)

Untuk itu, saingan spesialis juga dianggap lebih sedikit, dikarenakan hanya sedikit orang yang mau mencurahkan diri ahli dalam satu hal saja. Kekurangannya, seorang spesialis harus terus meng-upgrade diri dengan ilmu baru jika tidak ingin kalah saing sementara teknologi terus berkembang. Jika tidak menambah ilmu, bisa jadi posisinya dengan mudah tergeser. Selain itu, seorang spesialis memiliki keterampilan yang lebih sedikit.

Melalui pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya tidak ada yang paling buruk atau paling baik dari kedua tipe karyawan ini. Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Dalam perjalanannya, menjadi generalis atau spesialis juga ditentukan dari pengalaman kenyamanan seseorang dalam bekerja. Ada yang mungkin lebih menyukai rutinitas dan kestabilan, sehingga spesialis lebih cocok dengannya. Namun, ada juga yang lebih menyukai tantangan dan senang mempelajari hal baru, sehingga generalis adalah jawabannya.

Bagi seseorang yang sudah menjalani karir sebagai generalis, bukan tidak mungkin pada akhirnya ia mencoba beralih menjadi spesialis meski dengan harus merelakan keahlian di bidang lain. Begitu pula sebaliknya. Jadi, berdasarkan pengalaman saya, sedari awal memilih jalur karir, seseorang bisa dengan mulai dulu saja dari apa yang paling disukai. Cara tahu kamu termasuk tipe karyawan dengan tipe cara kerja seperti apa. Mulai dari sini, seseorang baru bisa memahami dirinya cenderung pada tipe karyawan yang seperti apa.

Kalau temen-temen di sini seorang generalis atau spesialis? Kasih tau juga dong, mengapa memilih salah satu di antaranya itu!

Diposkan pada Tak Berkategori

Bingkai Tradisional Modern dalam Kedai Kecil “Seroja Bake” di Salah Satu Sudut Cihapit, Bandung

Ada banyak hal yang sering kali membuatku jatuh cinta dan jatuh cinta lagi pada kota kelahiranku, Bandung. Selain udaranya nyaman, bagiku Bandung seakan selalu bisa mengantarkan cerita dari setiap sudutnya. Berawal dari ide tren “strolling around” yang kerap kali disebut-sebut oleh para influencer fashion dalam setiap unggahan OOTD (outfit of the day). Aku pun ikut tergiur jalan-jalan santai menyusuri beberapa tempat sekaligus untuk sekadar memotret kenangan hingga mencicipi sejumlah kuliner pilihan di kota yang juga tempat ku tinggal saat ini.

Katanya, Bandung difavoritkan orang Jakarta untuk liburan singkat ke luar kota setiap akhir pekan. Di antaranya untuk berburu kuliner lezat hingga berbelanja pakaian. Karenanya, sering kali orang-orang luar Bandung ini lebih tahu apa saja tren kuliner, kafe estetik terbaru, hingga tempat wisata yang sedang ramai dikunjungi di Kota Bandung ketimbang warga kota kembangnya itu sendiri. Termasuk saya, sih. Seperti keberadaan Seroja Bake ini.

Usut punya usut, setelah scrolling di media sosial Seroja Bake, ternyata mulanya kedai roti ini hanyalah kedai rumahan yang menyediakan dua meja saja di dalamnya. Tidak seperti sekarang yang terdiri kurang lebih ada 16 meja. Dahulu, untuk bisa menikmati kuliner khas mereka, diharuskan untuk melakukan reservasi. Saya pun baru ingat, dahulu keberadaan Seroja Bake ini sempat memikat perhatian saya saat di-review oleh salah satu influencer kuliner Bandung di Instagram (warga Bandung sih pasti tahu, siapa maksud saya).

Saya ingat betul, tempatnya mungil, tapi kelihatan hangat. Hanya saja, karena harus melalui reservasi online, disaranakan mereka lebih cocok untuk take away saja. Ternyata sepertinya semakin banyak pelanggan, membuat Seroja Bake akhirnya membuka kedai lebih besar (meski tetap mungil😁) di daerah Cihapit pada Agustus 2022 lalu. Info yang baru saya ketahui, setelah selesai berkunjung ke sana pada awal Desember 2022 lalu.

Tepatnya Minggu, 4 Desember 2022 lalu sebagai penggemar dessert, saya tertarik untuk mencoba pergi ke Seroja Bake. Ingin mencoba aneka kue tradisionalnya yang penampilannya dibuat seperti cake kekinian. Untuk saya yang senang berburu dessert cantik, sebelum tiba di sana yang terpikirkan hanyalah kue tradisional biasa dengan sentuhan tampilan modern. Namun, ternyata keunikan rasa aneka kue pilihannya lebih dari itu.

Daftar nama menu di foto:

  • Teh Kecombrang Stroberi – Rp25.000
  • Es Kopi Susu Kapulaga – Rp27.000
  • Choux Nagasari – Rp18.000
  • Choux Ketan Hitam – Rp18.000
  • Mini Tart Singkong Angkak Mangga Rp20.000
  • Tart Singkong Jeruk Kunci – Rp28.000

Sudah berdiri sejak tahun 2020, Seroja Bake menyatakan diri berfokus pada produk lokal dan musiman seperti yang tertera pada bio Instagramnya. Alasannya, mereka ingin menghadirkan rasa buah terbaik dalam kue-kue mereka, dengan memilih berdasarkan yang sedang musim. Mereka juga cukup aware pada food waste, loh. Menggunakan tagline “Bakery with a mission.” Mulanya, produk yang mereka hadirkan fokus pada roti tawar dan selai khas langsung buatan pemiliknya. Hingga akhirnya, mereka menghadirkan aneka dessert yang terdiri dari banyak pilihan. Mencoba melebur dengan tren dessert cantik kekinian. Seroja Bake pun menghadirkan rasa tradisional dalam penampilan modern.

Perpaduan tradisional modern ini hadir dalam menu seperti choux. Di sini, pastri mungil yang aslinya berasal dari Prancis ini diberi rasa kue nusantara. Pilihan isi flanya terdiri dari rasa kue tradisional seperti nagasari, ketan hitam, hingga peyeum. Sementara untuk kue tartnya sendiri, tidak menggunakan tepung terigu biasa. Melainkan menggunakan singkong sebagai bahan dasar adonan pastrinya.

Ditambah pilihan topping tart yang juga berasal dari bahan-bahan lokal musiman. Seperti angkak mangga, jeruk kunci (semacam jeruk yang rasanya mirip jeruk nipis, namun lebih kecut), cokelat Jawa Barat, dan peyeum pisang. Menu-menu cake lainnya juga tak kalah unik, ada Eclair Gethuk dan Kue Pisang Kluwek. Nah, kalo bicara soal rasa, dari menu kue yang sudah saya coba di atas hampir semuanya approved! Cocok buat kamu yang sebenarnya suka penasaran sama dessert-dessert cantik, tetapi gak terlalu tahan sama makanan manis.

Karena rasa kuenya ini kebanyakan tidak bikin eneuk. Manisnya pas. Tetapi, untuk yang jeruk kunci dengan penampilan yang menurut saya paling cantik, ala-ala pastri hasil buatan peserta masterchef ini. Sayangnya, tidak sesuai di lidah saya alis kurang seperti ekspektasi. Diikuti kurang riset rasa juga sih (sok tahu kalau rasa jeruknya pasti segar-segar saja). Padahal yang namanya jeruk kunci itu rasa masamnya kuat banget.

Jadi, kalau kamu yang gak suka makanan terlalu asem, mungkin gak akan cocok. Terlepas dari itu, sebenarnya rasanya enak-enak saja. Adik saya yang ikut makan pun mengakui itu. Kalau saya sih, karena gak sesuai sama asemnya, jadi makannya harus ditemenin sama es kopi susu yang saya pesen. Kalau diminta pilih mana rasa kue yang paling saya suka, kamu harus cobain tart angkak mangga dan choux nagasari! Ini sih, favorit!

Beralih ke minumannya. Jujur sih, momen pesan minuman di sini sempat bikin bingung dan maju mundur. Soalnya, pilihannya terbilang unik-unik dah super gak biasa. Aneka pilihan kopinya dicampur dengan bahan-bahan tradisional. Ada yang dicampur kapulaga, kayu manis, sampai kunyit. Pilihan non-coffee atau minuman yang segarnya, ada teh yang dicampur dengan kecombrang. Saya akhirnya pilih Es Kopi Susu Kapulaga, sementara adik pilih Es Teh Kecombrang Stroberi, karena katanya rasa kecombrangnya itu gak terlalu menonjol.

Dan ketika pesanan kita datang, aroma dari Es Kopi Susu Kapulaga ini mengingatkan pada jamu. Namun, surprisingly saat diminum sebenarnya rasa kapulaganya itu tidak kuat (cenderung tidak terasa), tetapi lebih berpengaruh ke tekstur minumannya yang menjadi lebih keset. Jadi, masih bisa approved, tetapi bukan favorit. Nah, minuman yang lebih jadi favorit, justru Es Teh Kecombrang Stroberi. Rasanya malah segar tapi ringan. Buat kamu yang bingung pesan minuman apa saat di sini, Es Teh Kecombrang Stroberi ini bisa dibilang sebagai pilihan aman yang rasanya paling umum kita minum.

Ohya, sebelum menyantap menu dessert khas Seroja Bake ini, saya juga sempat pesan menu brunch, karena memang sudah waktu makan siang (loh). Hehe, soalnya di sini memang gak ada menu makan siang. Pilihannya kalo bukan aneka kue, makanan asinnya adalah menu brunch yang hanya tersedia sampai pukul 2 siang. Kebanyakan, adalah pilihan menu roti yang diberi isian menu makanan lokal. Seperti yang saya pilih ini, namanya Foccacio Gulai Ayam. Jujur, rasanya enak sih. Roti Foccacio yang crunchy itu ternyata cocok dengan isian ayam dengan saus gulai. Menarik untuk dimakan.

Nah, untuk minum dengan makanan gurih ini kamu bisa pilih air mineral saja. Seharga Rp7.000 kamu dapet 1 setengah liter kurang botol air mineral dalam botol kaca. Yang gelasnya bebas mau digunakan untuk berapa gelas.

Di samping menu makanannya yang khas. Yang membuat Seroja Bake membuat betah untuk dikunjungi, lagi. Adalah tempat kedainya itu sendiri. Meskipun kecil dan masih banyak juga yang harus waiting list. Namun, suasana ala rumahan seperti di kedai Seroja Bake yang pertama masih terasa. Selain itu dekorasinya kental akan suasana retro juga. Seru buat dipakai tempat nongkrong part 2 ala anak-anak milenial sekarang. Yang setelah makan siang/malam, biasanya pindah ke kedai kopi.

Meskipun bukan seperti kedai kopi kekinian, tetapi cobain deh sensasi “jadul” ala rumah neneknya, yang tetap estetik! Tetapi, kalau kamu yang ingin datang untuk buat konten atau takut kehabisan tempat di sini saat weekend, disarankan datang lebih pagi ya! Seroja Bake ini sudah buka mulai jam 07.00 pagi! Dan sepertinya, sampai sebelum waktu makan siang, masih sepi. Kalau datang setelah makan siang, atau bahkan sore hari, siap-siap ada di daftar waiting list bahkan bisa baru dapat jam 7 malam!

Diposkan pada Tak Berkategori

Lebih Solutif Bersama Apicol untuk Sustainability Life

Dukung Produktif Bersama Minyak Kelapa Sawit Berkelanjutan

Pernahkah kalian mengecek kalau hampir pada setiap produk yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari menjadikan minyak kelapa sawit sebagai salah satu bahannya. Mulai dari cairan pembersih, skin care yang kita gunakan, sampai yang pastinya bahan masakan. Termasuk pizza hingga ice cream yang kamu makan juga bisa loh, menggunakan kelapa sawit. Tahukah kamu? Indonesia merupakan negara dengan konsumsi minyak kelapa sawit terbesar pertama di dunia. Bahkan dalam lima tahun terakhir, tren kenaikan konsumsi minyak kelapa sawit di tanah air ini terus meningkat.

Kebutuhan konsumsi terhadap minyak kelapa sawit di Indonesia yang terus meningkat ini tidak terlepas dari banyaknya manfaat dari minyak nabati yang dikelola dari pohon sawit atau palm ini. Diantaranya meliputi:

  1. Penggunaan sebagai alternatif bahan bakar biodiesel.
  2. Penggunaan sebagai nutrisi pekanan ternak yang dikelola dari cangkang sawitnya.
  3. Penggunaan sebagai bahan untuk pupuk kompos yang dikelola dari cangkang sawitnya.
  4. Penggunaan pada berbagai sektor industri lainnya. Seperti sabun, kosmetik, dan makanan.
  5. Penggunaan sebagai obat karena dianggap memiliki kandungan minyak nabati berprospek tinggi.
  6. Penggunaan sebagai bahan untuk pembuat particle board yang diambill dari batang dan pelepahnya.

Nah, beberapa manfaat di atasnya baru hanya disebutkan secara umumnya saja. Faktanya, jasa kehadiran pohon kelapa sawit di Indonesia ini terbilang cukup besar bagi para petani kecil di negeri. Terutama, sejak tumbuhan kelapa sawit ini masuk ke Indonesia, sekitar tahun 1848. Ya, meskipun kelapa sawit di Indonesia dikenal tumbuh banyak hingga lahan pertaniannya begitu banyak. Faktanya, asal-muasal kelapa sawit ini sendiri mulanya bukanlah dari Indonesia.

Dalam sejarahnya, orang Belanda lah yang membawa 4 biji kelapa sawit dari Afrika Selatan untuk kemudian di tanam di Kebun Raya Bogor. Bersyukurnya, tanah dan iklim di Indonesia sangat cocok dengan karakter pohon kelapa sawit ini sendiri. Kelapa sawit disebut hanya bisa hidup di daerah tropis di sepanjang garis khatulistiwa dengan curah hujan melimpah dan ketentuan syarat agroklimat lainnya.

Menariknya yang memenuhi syarat tersebut hanyalah di beberapa negara dunia, meliputi Indonesia, Malaysia, serta sebagian kecil wilayah Amerika Tengah dan latin. Itulah, mengapa kehadiran pohon kelapa sawit ini bisa dibilang sebagai salah satu anugerah bagi negeri ini dari Allah SWT. Sayangnya, dalam sekitar satu dekade belakangan, beriringan dengan eksistensi penggunaan minyak kelapa sawit yang semakin tinggi, isu baru mulai muncul.

Ini berkaitan dengan proses produksi dalam pertanian kelapa sawit yang dinilai memiliki cukup banyak dampak negatif bagi kelangsungan hidup. Sementara, isu kehidupan berkelanjutan saat ini menjadi fokus baru. Lalu, apa saja sih dampak negatif itu?

Adanya dampak tersebut, membuat para kritikus ini sempat mengungkapkan niat untuk memboikot berbagai produk yang memiliki kandungan minyak kelapa sawit. Bahkan, isu ini sempat dengan tegas disebutkan oleh Parlemen Eropa yang melarang penggunaan minyak kelapa sawit di semua biofuel Eropa pada tahun 2020. Namun kemudian, fakta lain membuat larangan ini diurungkan. Pasalnya, dengan memboikot produk dengan bahan minyak kelapa sawit, justru bisa menimbulkan lebih banyak masalah baru. Di antaranya menghilangkan matapencaharian mayoritas petani di Indonesia dan Malaysia.

Ide untuk mengganti minyak kelapa sawit dengan minyak nabati lainnya juga dianggap bisa membutuhkan lebih banyak lagi lahan baru. Bahkan disebut akan membutuhkan lahan hingga 10 hektar lebih banyak daripada lahan untuk kelapa sawit itu sendiri. Mengingat tanah ekstra yang diperlukan untuk membuka lahan ini harus berada di tempat baru. Ancaman deforestasi untuk kebutuhan lahan-lahan ini pun jelas bisa menjadi permasalahan baru. Karena itu, minyak kelapa sawit berkelanjutan kemudian hadir sebagai solusi baru untuk mengatasi isu ini.

Namun, untuk bisa memberdayakan minyak kelapa sawit sebagai bahan baru yang lebih ramah lingkungam tentu tidak semudah kelihatannya. Bukan hanya soal bagaimana cara menanamkan pengetahuan mengenai pentingnya aware terhadap isu ini. Dukungan untuk beralih menggunakan minyak kelapa sawit berkelanjutan ini juga tidak akan tercipta tanpa ada tangan-tangan inovatif dari para sosok-sosok hebat dan berpengaruh dalam industri yang melibatkan kelapa sawit didalamnya.

Dan hal itulah yang dilakukan oleh mereka:

1.Irma Setyowati

Irma Setyowati merupakan seorang business woman yang sukses mengembangkan sebuah perusahaan bernama PT Bantu Bantu Selaras. Perusahaan yang menghadirkan jasa kebersihan dan kepegawaian.

“Banyak yang datang ke kami tanpa keterampilan; hidup mereka sulit. Mereka bahkan tidak bisa menghidupi keluarga mereka. Hal itulah yang menginspirasi saya untuk membuat bisnis ini.” – Irma.

Memulai usaha dengan hanya bersama lima karyawan di tahun 2015. Tujuh tahun berlalu, perusahaan yang Irma rintis ini berhasil terus berkembang ke arah yang lebih baik. Hingga di tahun 2022, seperti nama perusahaannya yang menjadi inspirasi mencapai tujuan mereka. Di tahun 2022, sudah ada kurang lebih 1.000 orang mendapatkan pekerjaan dari perusahaan Irma ini. Prinsipnya adalah membantu mulai dari mereka yang paling dekat, untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.

Apapun latar belakang keluarga kamu, setinggi apapun edukasi yang kamu dapat, baginya setiap orang di perusahaan ini bisa menerima kesempatan yang sama. Setiap orang yang tadinya datang ke perusahaannya tanpa memiliki pengetahuan apa-apa, harapannya bisa mengubah kehidupan perekonomian mereka menjadi lebih baik dengan hanya kurang dari satu tahun. Semua ini ia lakukan dengan memikirkan kehidupan yang berkelanjutan juga.

Karena, tidak hanya manusia yang perlu dibantu. Tetapi, lingkungan juga. Itulah mengapa, dalam industri dimana perusahaannya bergerak ini, Irma memilih menggunakan pilihan minyak kelapa sawit berkelanjutan dalam setiap produk kebersihan dan lainnya yang digunakan. Sehingga, kebaikan yang ia lakukan untuk bisnisnya, tidak hanya berhenti untuk masyarakat di dalamnya saja. Tetapi juga sebagai bentuk distribusi untuk kemajuan negeri.

2. Lewi Cuaca

Kata siapa menekuni bidang apa yang kita sukai seringnya tidak terlalu berhasil. Bahkan, Lewi Cuaca memulai bisnisnya dari hobinya makan. Bukan sembarang makan, tetapi makanan alami yang berasal dari kekayaan SDA di Indonesia. Kejelian dan keteliatannya dalam menjelajahi sudah banyak sudut negeri ini demi menemukan berbagai bahan kuliner unik alaminya, menjadikannya sebagai eksportir sukses yang selalu bisa menyuguhkan produk terbaik kepada setiap klien di perusahaannya.

“Saya terus mengembangkan metode baru untuk menghasilkan tanaman berkualitas tinggi, penemuan terbaru saya adalah jenis pupuk baru yang terbuat dari cangkang inti buah sawit, alternatif bagi pupuk kendang.” – Lewi Cuaca.

Ia membuktikan berani berinovasi selalu bisa mempertemukanmu dengan peluang baru. Di antaranya kesempatan untuk kamu untuk lebih menghargai setiap kekayaan alam serta lingkungan yang ditinggalinya. Prinsip yang dipegang dalam perusahaannya adalah untuk menghasilkan lingkungan yang sehat, diperlukan pendidikan untuk dapat mempraktekkan metode pertanian organik bagi para petani. Termasuk olahan minyak kelapa sawit berkelanjutan, bagi Lewi setiap produknya menghantarkan berbagai keindahan cerita dari keanekaragaman hayati di Indonesia.

Kamu juga bisa seperti mereka

Menjadi bagian mereka yang lebih peduli terhadap lingkungan dengan menerapkan sustainability life, selalu bisa dimulai dari hal paling kecil. Di antaranya dimulai dari memilih produk sehari-harimu yang memiliki kandungan bahan minyak kelapa sawit berkelanjutan bersama Apical. Di antaranya seperti:

1.Apicon NH M12

Buar kamu yang berada di industri bakery, coba ganti bahan kue salah satunya dengan menggunakan Apicon NH M12. Merupakan lemak konfeksioneri kelas premium tanpa kandungan trans fat. Merupakan pengganti lemak coklat yang dibuat secara khusus dari proses interesterifikasi minyak nabati.

2. Minyak Goreng Camar

Beralih gunakan minyak goreng dengan proses produksinya lebih ramah lingkungan, yakni dengan Camar. Merupakan minyak nabati serbaguna, sempurna untuk memasak, menumis dan menggoreng. Memulai dari bahan makanan paling dasar yang hampir selalu digunakan dalam berbagai kesempatan memasak.

3. Vitas Gold Cream Shortening

Merupakan lemak reroti untuk berbagai penggunaan terbuat dari minyak nabati terhidrogenasi yang telah dimurnikan. Produk satu ini bisa kamu gunakan untuk Keju imitasi, olesan cokelat, pengganti lemak susu pada krimer nabati, pengganti lemak mentega pada produk konfeksioneri, krim isian.

Kebutuhan akan minyak kelapa sawit di Indonesia tidak akan bisa dihindari. Namun, kepedulian terhadap lingkungan agar tetap sehat itu sebuah tanggung jawab sebagai anak negeri. Karena itu, jangan hanya menjadi kreatif, tetapi juga harus inovatif dan solutif, yuk dukung Apical2030!

Diposkan pada Blog

Cari Perabotan Rumah Tangga Plastik Unggulan? Olymplast Temaniku Temukan Makna Rumah

Makna rumah bisa berarti sangat luas. Secara umum, mungkin akan mengarah pada keinginan berupa tempat tinggal idaman dengan fasilitas mewah atau tempat tinggal dengan perabotan rumah tangga mahal. Namun, jika kata RUMAH harus merujuk pada KBBI, diartikan sebagai bangunan untuk tempat tinggal atau bangunan pada umumnya (bisa termasuk gedung). Namun bagi saya, kata RUMAH maknanya sendiri bisa dijelaskan melalui kepanjangan dari katanya. RUMAH berarti Ruang untuk Merasa Aman dan Hangat. Bagaimanapun wujud fisiknya, mewah, atau sederhana. Makna RUMAH ini tidak akan ada artinya, jika tidak bisa memberikan perasaan aman dan hangat bagi penghuni di dalamnya.

Makna ini juga saya temukan, berkat sebuah drama Korea baru-baru ini berjudul Little Woman dan Cheer Up yang saya tonton. Keduanya sama-sama menyelipkan makna rumah yang sesungguhnya dengan mendalam secara tersirat, namun berhasil membuat saya tersentuh sekaligus lebih bersyukur. (Momen ini nih yang membuat saya merasa, tidak perlu merasa bersalah, jika nonton drama Korea masih menjadi hobi saya di waktu luang hingga sekarang di usia 20-an, hehe.)

Okay, kembali ke topik. Jadi, ada tiga poin yang bisa saya petik dari kedua drama Korea tersebut yang sedikit banyak memengaruhi saya dalam memaknai arti RUMAH yang sebenar-sebenarnya. Apa saja? Cek di bawah ini!

1. Menerima kita apa adanya

Di dalam drama Korea Little Woman, diperlihatkan dua rumah dengan suasana yang berbeda. Ada rumah dari Oh bersaudara yang berasal dari keluarga kurang mampu dan rumah Park Hyo Rin (Jeon Chae Eun) anak tunggal dari keluarga konglomerat. Rumah Oh tiga bersaudara ini sangatlah sederhana, sempit dengan banyak kondisinya yang sudah rusak.

Namun, di sinilah Oh In Joo (Kim Go Eun), Oh In Kyung (Nam Ji Hyun), dan Oh In Hye (Park Ji Hu) masih bisa berbagi tawa, saling bertukar cerita, hingga saling marahan dan berbaikan kembali. Masing-masing dari mereka tidak ragu menjadi diri mereka sendiri. Mengatakan sakit saat sakit, marah saat marah, sedih saat sedih dan seterusnya. Tidak ada kepura-puraan di dalamnya. Setiap anggota keluarga diterima apa adanya di dalam keluarga tersebut.

olymplast juaranya rapikan rumah

Berbanding terbalik dengan rumah Park Hyo Rin yang meskipun dipenuhi kenyamanan dan kemewahan. Hyo Rin justru merasa kesepian, tertekan, dan harus terus berpura baik-baik saja dan menjadi bukan dirinya sendiri. Demi membahagiakan orang tuanya yang sering sibuk dan egois berpikir untuk kebahagiaan mereka saja.

Ada dialog menyentuh Hyo Rin saat datang berkunjung ke rumah sahabatnya, Oh In Hye ini. Ia menyukai rumah Oh bersaudara yang tampak dipenuhi kehangatan. Karena semua orang mampu menjadi dirinya sendiri saat berada di rumah.

2. Menumbuhkan rasa rindu

Sementara itu, hal serupa juga ditunjukkan dalam drama Korea Cheer Up. Dimana karakter Do Hae Yi (Han Ji Hyun) berasal dari keluarga kurang berada. Sehingga memiliki rumah sederhana dan lebih sempit, terutama jika dibandingkan dengan rumah Jin Sun Ho (Park Hyun Jin) yang berasal dari keluarga berlebih.

Sayangnya, meski rumahnya tampak mewah dan nyaman. Namun, Jin Sun Ho tidak menemukan kenyamanan di sana. Ia bahkan sulit untuk menganggapnya rumah. Jangankan untuk rindu tinggal di dalamnya, ia lebih sering merasa ingin kabur ketika berada di sana. Sementara Hae Yi di dalam rumah kecil keluarganya ini merasa selalu bisa melepas penat dengan nyaman, terlepas dari rumahnya yang sederhana. Ia akan merasa rindu tinggal bersama ibu dan adiknya, hingga menghabiskan waktu bersama keluarganya ini, ketika ia pergi jauh. Itulah juga mengapa kehangatan dalam keluarga Hae Yi ini jugalah yang membuat Sun Ho selalu lebih rindu untuk kembali berkunjung.

3. Mengisi satu sama lain

Rumah juga baru akan terasa seperti rumah. Saat kita tidak merasa sendirian di dalamnya. Melalui drama Korea Little Woman dan Cheer Up ini saya belajar bahwa rumah adalah tempat dimana kamu tahu, bahwa kamu tidak pernah sendirian di dunia ini. Akan selalu ada orang-orang yang mendukungmu, menunggu di rumah. Pada akhirnya, rumah yang aman dan hangat itu adalah rumah di saat penghuninya ada untuk satu sama lain. Tidak sibuk sendiri-sendiri.

Bagi keluarga saya sendiri, mungkin arti rumah secara fisik memiliki makna lebih fleksibel. Terlebih kondisi keluarga kami (besama orang tua) yang harus berpindah-pindah, sejak saya masih bayi hingga sekarang berusia 20-an. Dalam kenangan saya, ada rumah-rumah sederhana di antaranya yang berisi suka dan duka bersama adik-adik dan kedua orang tua saya di masa kecil.

Kami juga pernah tinggal di rumah yang terbilang “mewah” dan amat besar selama bertahun-tahun lamanya. Hingga rumah kecil berukuran 3×5 m meski bersyukur hanya dalam waktu singkat. Ada juga rumah yang menjadi saksi tahun-tahun terakhir yang kami habiskan bersama almarhum papah. Hingga saat kami memilih tinggal bersama orang lain.

Rumah Idaman: Rumah nyaman sesuai kebutuhan yang estetik

Almarhum papah adalah seorang desainer interior. Itulah mengapa, istilah-istilah interior sejak saya kecil sudah terdengar akrab di telinga. Bahkan, dahulu papah sering kali membuat karya mebelnya sendiri. Beberapa di antaranya ia beri sentuhan khas dimana di atas mejanya ada hasil karya ukirnya. Dengan gambar siluet kami sekeluarga berenam. Meskipun, saya sendiri tidak diwarisi bakat darinya, namun saya tetap memiliki kecintaan pada dunia dekor-mendekor rumah berkat beliau.

Bisa dibilang, saat orang lain memilih menggunakan uang hasil jerih payahnya untuk hangout, beli gadget, atau baju baru. Saya lebih suka menghabiskannya untuk memberi item-item dekorasi di dalam kamar pribadi. Hobi tersebut juga dimiliki mamah saya. Yang meskipun bukan sarjana seni rupa seperti papah, tetapi memiliki bakat menggambar, merajut, hingga menjahit. Sehingga sesederhana apapun rumah kami, bagi saya rumah kami selalu terlihat estetik berkat tangan-tangan kreatif mereka.

Dan jika rumah idaman saya dan keluarga seperti yang sering kali kami saksikan di channel HGTV akhirnya bisa diwujudkan, maka rumah nyaman yang sesuai kebutuhan, berkarakter namun tetap praktis itulah yang menjadi impian. Dewasa ini ternyata memiliki rumah praktis berarti memiliki rumah dengan furnitur yang tidak hanya multifungsi, tetapi juga ringan. Jawabannya ada pada furnitur berbahan plastik. Seperti yang dihadirkan oleh brand furnitur bernama OLYMPLAST.

Ada lima favorit Perabotan Rumah Tangga berbahan plastik dari Olymplast yang saya yakin bisa bantu wujudkan rumah idaman saya dan keluarga kelak, yakni:

  • Olymplast Netta Chair

Rumah impian keluarga saya adalah yang memiliki perpaduan desain skandinavia dengan sentuhan industrial. Saya ingin di rumah kami nanti ada area ruang tamu outdoor tempat menyambut tamu semi formal. Dimana di sana cukup diletakkan dua kursi yang memiliki desain simpel namun tetap penuh gaya. Itulah mengapa saya tertarik dengan Olymplast Netta Chair ini. Secara visual ia memiliki desain ramping yang memikat.

Secara material yang menggunakan polypropylene, membuat jenis kursi plastik ini unggul dalam ketahanannya. Hal lain yang saya sukai dari Netta Chair sebagai salah satu unggulan dan produk perabotan rumah tangga plastik Olymplast ini adalah pilihan warnannya yang sesuai dengan selera. Meskipun berbahan plastik, nyatanya sekilas kursi ini tidak terlihat seperti plastik dan justru tampak tetap terlihat berkelas. Terutama karena deretan pilihan warna netralnya, yaitu hitam, putih, dan abu-abu. Bentuk sandarannya pun terlihat nyaman, membuat ngobrol santai di area outdoor depan rumah malah buat lupa waktu sepertinya.

  • Kursi Plastik Olymplast Modern dengan Tanganan (OL 608H)

Selain area outdoor, di rumah idaman saya dan keluarga ini nanti inginnya memiliki area makan berupa dining nook. Karena tidak perlu terlalu luas, namun sesuai kebutuhan. Dining nook akan menjadi pilihan tepat untuk membuat ruang lebih hemat, namun tetap serasa berada di café. Dengan salah satu sisinya diberi armchair. Pilihan saya jatuh pada kursi plastik olymplast modern berlengan ini.

Kursi ini menurut saya terlihat unik, karena meskipun bermaterial plastik, visualnya dengan pilihan warna cokelat muda dan cream, membuatnya lebih mirip seperti dengan material kayu. Nantinya di atasnya bisa ditambahkan dekorasi bantal hingga menambahkan aksen berupa kain pelapis bermotif di atas dudukannya. Sehingga kursinya tidak hanya nyaman, tetapi bisa menjadi focal point ruang makan.

  • Meja Makan Olymplast Dining Table Lingkaran Kaki Lipat – ODTL

Kalau meja makan lingkaran lipat ini menarik perhatian saya karena terlihat sangat praktis. Menggunakan meja ini juga bisa membantu saya menciptakan rumah idaman yang tidak berlebihan. Meja makan lipat ini bisa dipakai hanya jika dibutuhkan lebih banyak meja, misal seperti saat acara keluarga. Namun, ketika sedang tidak dipakai, bisa dilipat dan disimpan dengan mudah. Keunggulan lainnya, meja makan lingkaran ini juga memiliki kaki meja antislip hingga struktur yang kokoh. Sehingga tetap aman saat diletakkan benda berat seperti peralatan makan.

  • Laci Modern Olymplast Drawer Cabinet Serbaguna 3 Susun – ODC 03-M

Ruangan penting lainnya di dalam rumah idaman ini adalah memiliki kamar tidur estetik. Terkhusus buat saya yang anak rumahan dan senang produktif di dalam kamar sebagai seorang content writer, maka ini menjadi sangat penting. Saya membutuhkan lemari pakaian yang juga bisa berfungsi sebagai console table di dalam kamar. Cukup untuk memuat pakaian sehari-hari di dalam lacinya, namun juga bisa menjadi tempat meletakkan aksesoris hingga kosmetik di atasnya.

Meskipun memiliki material plastik, laci modern Olymplast ini memiliki detail desain yang terlihat mahal. Menggunakan material ABS kokoh, serta memiliki tekstur menarik di bagian atas lacinya, yakni serat berbahan PVC, sementara daun meja yang tampak seperti kayu itu adalah bahan MDF. Meskipun plastik, drawer cabinet serba guna ini tetap mampu menahan beban berat.

  • Laci Modern Olymplast Transform Cabinet Nakas Serbaguna (OTC Nakas)

Tidak lupa, di kamar estetik impian tersebut harus ada bedside table yang mempercantik keseluruhan skema desain di dalam kamar. Agar cocok dengan pemilihan cabinet drawer di atas, maka saya memilih laci modern Olymplast transform cabinet nakas serbaguna ini. Masih menggunakan papan meja bermaterial MDF, nakas satu ini terlihat mungil, namun sebenarnya memiliki tempat penyimpanan yang luas.

Meskipun memiliki bahan plastik, kakinya cukup kokoh. Saya bisa meletakkan lampu meja hingga figura berisikan foto-foto orang tersayang di atasnya. Hingga ditambah berbagai unsur dekorasi menarik lainnya. Sementara warna pilihannya yang berupa perpaduan cokelat dengan cream masih sangat cocok dengan ide model desain skandinavia, di dalam rumah idaman saya dan keluarga nanti.

Ada banyak alasan mengapa pada akhirnya saya tertarik untuk memilih produk dengan material plastik. 1.) Pilihan harga cenderung lebih murah daripada material lain, 2.) Lebih praktis dan ringan, 3.) Ada pilihan produk lokal dari brand Olymplast yang fokus mengunggulkan produk-produk bermaterial plastik. Yang meskipun murah, tapi jelas tidak murahan. Ini terbukti dengan berbagai testimoni yang sudah diungkapkan para konsumennya.

Kualitas yang ditawarkan oleh Olymplast juga dipercaya tidak akan mengecewakan. Pasalnya, brand ini merupakan adik dari Olympic Furniture yang sudah menjadi furnitur kepercayaan masyarakat Indonesia sejak didirikan di tahun 1983. Bahkan, meskipun Olymplast baru saja lahir di tahun 2015, kualitas sudah terbukti baik lewat beberapa penghargaan yang berhasil disabet sekaligus sepanjang tahun 2021 lalu. Di antaranya untuk Indonesia Wow Brand 2021 dan Top Brand 2021. Selain itu, sudah mendapatkan sertifikasi internasional dari segi mutu berupa Sertikat ISO 9001:2015. Ini membuktikan, bahwa Olymplast Juaranya Rapikan Rumah.

Memaknai rumah dengan desain interior idaman di dalamya, juga baiknya membuat kualitas hidup menjadi lebih baik lagi. Bersama Olymplast, hadirkan Solusi untuk Hidup yang Lebih Berkelas dan Berkualitas.

Diposkan pada Personal Thought

Menjadi Dewasa Itu Merepotkan

Apa sebenarnya arti menjadi dewasa? Mandiri, berdiri sendiri, bebas menentukan arah hidup? Itukah yang selama ini sering kali orang idam-idamkan dan inginkan segera masuk ke usia 20-an?

Akhir-akhir ini mungkin kamu menjadi lebih sering mengonsumsi buku, film, serial, atau sekadar kutipan motivasi yang sering bergulir tak sengaja ditemui di sosmed. Tak disadari perasaan stress, tertekan, merasa muak dan gerah tanpa alasan ternyata terus menghampiri. Percaya atau tidak, itulah proses menjadi dewasa. Cukup merepotkan, bukan?

Kalau diingat-ingat, sepertinya aku tidak pernah mengatakan ingin menjadi cepat dewasa. Hanya saja, tidak sabar meraih lebih banyak mimpi, semangat menyambut dunia yang terbentang luas di depan mata dengan kaki sendiri.

Aku tidak tahu jika itu yang dinamakan menjadi dewasa. Saat tanggung jawab akan arah hidup berada di tangan kita sendiri. Beban yang mulanya hanya sekadar akankah aku bisa masuk perguruan tinggi negeri sehingga tidak perlu merepotkan orang tua, berubah menjadi jalan mana yang akan mengarahkanku pada kebahagiaan untuk mereka? Apakah jalan yang aku pilih kelak juga akan menjadi yang terbaik untuk mereka?

Bagiku, menjadi dewasa juga masih berarti perjalanan untuk menemukan jati diri. Karena, aku percaya kita tidak akan bisa menjadi dewasa jika tidak tahu siapa diri kita. Saat proses menjadi dewasa ini aku justru menemukan pemaknaan akan diriku yang baru. Bertemu dengan orang baru, lingkungan baru, berinteraksi dengan hal-hal yang lebih menantang.

Pantas saja sering kali membingungkan. Mempertanyakan eksistensi diri, kemampuan diri. Sudahkah aku bisa menjadi versi terbaik dari diriku? Hal paling besar yang aku sadari dari berada di usia 20-an ketika proses menjadi dewasa itu ada di tengah jalan adalah ada banyak hal yang bisa mengalahkan mimpi. Ternyata itu, bukan hanya karena kita tidak mampu lagi berjuang. Namun, pertemuan dengan banyak prioritas dan keseimbangannya dengan realitas.

Prioritas yang datang dan membuat kita mempertanyakan, baiknya mimpi ini kupertahankan atau “terpaksa” kurelakan? Ada perbedaan besar ketika kita berada di awal 20-an dan berada di pertengahan 20-an. Berawal dari saat kita menyusun karir. Mengikuti passion atau yang penting menghasilkan “cuan”? Hingga pada usia 25-an seperti aku sekarang, pertanyaan kembali muncul. “Sudahkah aku mengikuti jalan yang benar-benar aku mau?” atau “Apakah jalan cerita menuju dewasa yang aku pilih ini sudah benar?”

Satu per satu pertanyaan pada diri sendiri semakin menumpuk, membuat isi kepala hiruk pikuk. Berisik sekali. Dalam posisi ini mungkin kita sama, sama-sama sering menghela nafas. Merasa semua hal menjadi melelahkan. Merasa sudah mengusahakan yang terbaik, tetapi ternyata sia-sia. Atau bisa jadi hanya karena ekspektasi kita yang terlalu ketinggian?

Akhir-akhir ini pertanyaan yang paling melekat kupikirkan adalah seputar eksistensi diri. Aku pikir aku sudah cukup mahir menjadi aku. Namun, dunia tidak semudah itu menyambutnya. Aku pikir aku sudah cukup egois memilih karir yang sesuai passionku. Akan tetapi, ternyata sepertinya aku lupa mengikuti kata hatiku sendiri. Ada kalanya, ternyata di usia ini kita masih memikirkan hidup yang berdasarkan “kata orang lain”. Padahal, mamahku saja tidak pernah menuntutku harus menjadi ini atau itu.

Kadang, aku menjadi sering lupa. Bahwa dalam proses pendewasaan ini ada Tuhan yang selalu andil di dalamnya. Kita boleh takut menjadi dewasa, takut menelan lebih banyak kecewa. Namun, tetap percayakan segala sesuatunya akan Allah SWT mudahkan dengan caranya.

Untuk saat ini dari aku yang dua minggu lagi bertambah usia, paling penting adalah menjaga self-worth yang sering naik turun. Ternyata, ketidakpercayaan pada diri sendiri yang membuatmu lebih mudah kalah dengan keadaan. Meskipun mengecamkan kalimat ini pada diriku juga tidak mudah, tetapi aku masih mau mencobanya, kalau tidak bagaimana lagi aku bisa bertahan?

Untuk itu hal lain yang juga aku pelajari baru-baru ini, tidak apa jika dalam perjalanannya kamu ingin rehat sebentar. Kita tidak perlu menjadi hebat sepanjang waktu. Kerja keras pagi hingga malam. Padahal tak apa jika ingin istirahat sebentar. Berdamai dahulu dengan diri sendiri. Temukan apa yang paling berharga. Lalu atur ulang lagi nafasmu dan lanjutkan kembali dengan semangat yang lain.

nb: jarang-jarang aku curhat di blog, kan? Temukan lebih banyakn#CeritaNad di ig: nadsabila_ deh! 😉☺️